ketika dia melepaskan genggamannya |
Ini cerita
tentang kami dimalam itu. Dimana saat aku dan kamu pergi bersama ke sebuah mall
di kota ku untuk menonton sebuah film yang sudah ku tunggu-tunggu. Kenapa aku menunggu
film itu? Karna disaat aku menonton trailer film tersebut ada salah satu idola
ku ikut bermain peran disana. Dia adalah Aaron Ashab. Iya aku memang sangat
mengidolakannya. Tapi aku tidak akan membahas
tentang filmnya. Aku akan bercerita tentang
kejadian dimalam itu.
Saat itu, Dia (pacarku) yang ingin membahagiakan
ku pun mengajak ku untuk menonton film itu.
Waktu telah menunjukan pukul delapan
malam. Dan kami baru sampai dimall itu. Sedangkan saat aku melihat tiket yang
sudah dia beli sebelumnya film tersebut sudah mulai pemutarannya sejak lima
belas menit yang lalu. Iya! Kami memang terlambat. Itu semua karna akhir-akhir
ini dia sedikit berubah. Akhir-akhir ini
dia selalu sibuk! Iya sibuk dengan alasannya yang banyak itu, sampai-sampai
untuk menjemput pergi nonton saja sampai telat begitu.
Dia yang juga
mulai tergesah-gesah menggenggam tanganku untuk menuntun langkah kaki ku agar
lebih cepat dalam melangkah. Hingga kami sampai di lantai lima. Dan kami pun
langsung menuju ruang bioskop. Ditempat yang biasanya terlihat orang-orang
ramai menunggu pemutaran film pun sudah sepi, itu karena mereka sudah masuk
lebih dulu. Tapi kelihatannya kami tidak sendiri! Dibelakang kami terlihat tiga
gadis cantik berpenampilan modis nan menawan dengan tatanan rambut yang terurai
rapi, memakai high heels, lengkap dengan tas cantik model masa kini. Tapi tak
disangka, salah seorang dari gadis-gadis cantik itu tiba-tiba menyapa dia yang
kini sedang mengganggam erat tanganku. Salah seorang dari gadis tersebut
mengenal pacarku. Aku yang tadinya melihatnya pun menjadi terkejut saat gadis
itu langsung mendatangi kami dan menaruh tanggannya dipundak pacarku. Aku hanya
diam, aku tak mengeluarkan satu katapun. Yang ku rasakan saat itu adalah dia
dengan cepat melepas genggaman tanggannya yang sejak tadi menggenggam erat
tanganku. Aku tak tau kenapa dia begitu.
Aku hanya terdiam,
dan saat dia tiba-tiba seolah sedikit melangkah beberapa langkah menjauhi ku
sedikit lebih ke depan tubuhku, dengan keadaan membelakangi ku dan malah
mendekatkan tubuhnya dengan ketiga gadis itu. Aku tak sedikit pun mendengar
pembicaraan dia dengan gadis-gadis cantik itu. Jujur saja aku sedikit
tersinggung dengan perlakuannya yang terlihat sedikit melupakan ku saat bertemu
dengan gadis yang jauh lebih sempurna dibanding aku. Aku sampai terpikir bahwa
saat dia melepaskan genggaman tangannya, aku merasa dia malu punya pacar
seperti aku yang tak pantas untuk dipamerkan dengan teman-teman cantiknya itu.
Berlebihan? Mungkin terlihat seperti itu, tapi pikiran itu terlintas saat sekali
lagi aku mengalihkan pandangan ku pada ketiga gadis itu dan kembali ku tatap
pakaian ku yang tak terlihat feminim. Aku hanya memakai kaos yang ku lapisi
dengan jaket jeansku dan aku hanya memakai sepatu kets bukan high heels seperti
mereka yang terlihat memiliki kaki yang indah.
- |
Sampai akhirnya mereka tertawa
bersama-sama. Hey apa-apaan ini? Sudah hampir dua sampai tiga menit mereka
berbincang tanpa ku ketehui apa yang mereka bicarakan dan mereka seperti tak
menghargai kehadiranku. Sampai akhirnya dia membalikkan tubuhnya kembali ke
arah ku.
Aku meraih
tangannya, ingin menggandengnya sama seperti dia menggenggam tanggan ku saat
ingin menuntunku untuk melangkah lebih cepat. Aku pun begitu, ingin segera
memasuki ruang bioskop yang sudah sejak tadi memutar film. Tapi untuk kali ini
dia malah melepaskan genggaman tanganku. Apa yang terjadi? Dia malu? Karna kami
memang masuk bersamaan dengan ketiga gadis cantik itu. Baiklah aku hanya
mencoba diam.
Saat melihat
pemutaran film tersebut aku sedikit kecewa. Sudah banyak cerita yang
terlewatkan saat kami terlambat dan membuang-buang waktu didepan ruang bioskop
saat dia bertemu dengan gadis-gadis itu. Saat menonton pun kami seperti orang yang
tak saling mengenal. Kami hanya fokus pada layar lebar yang berada didepan
kami. Walau kadang sesekali aku menoleh ke arah wajahnya yang terlihat dingin
tapi tak sedikit pun ada rasa ingin membuka pembicaraan. Walau hanya sekedar
menanyakan bagaimana jalan cerita yang kami tonton baginya. Sekitar satu jam
kami menonton, film tersebut pun selesai. Entah kenapa, dia tak segera beranjak
dari tempat duduk. Aku juga tak menanyakan kenapa dia tak ingin segera beranjak
berdiri dari tempat duduk dan pergi pulang. Tapi aku menangkap sebuah isyarat
yang ku yakini itu benar. Dia menunggu tiga gadis itu keluar lebih dulu, lalu
dia beranjak keluar. Setelah ketiga gadis itu keluar, barulah kami menuju pintu
keluar ruang bioskop. Malam itu aku terlihat ngantuk dan lesu dengan langkah
yang lambat. Tapi kali ini tanpa bicara, dia menggenggam erat kembali tanganku.
Aku sedikit tersenyum dalam hati. Sungguh aku merasakan semangat kembali. Tapi sialnya kami bertemu lagi dengan tiga gadis
cantik itu diparkiran dan aku merasakan kembali hal yang sama. Dengan cepat dia
melepas genggaman tangannya. Baik cukup! Sudah tiga kali aku merasakan hal
seperti ini di malam ini. Aku cukup diam, jauh didalam hatiku terasa ada
sedikit rasa sakit. Rasa sadar diri ku akan keadaan ku pun memuncak, segala pikiran
negatif ku muncul dari arah mana pun. Sampai dititik pikiranku yaitu, dia
melepas genggamannya karena rasa malunya terhadap teman-temannya akan diriku.
Entah ini berlebihan atau apa, tapi aku merasa begitu.
Aku memang tak pantas
untuk dikenalkan dengan mereka, dan sudah cukup kamu mengabaikan ku malam ini.
Sungguh aku tak berlebihan, tapi apakah salah kamu tetap menggenggap tangan ku
saat didepan mereka? Apa yang membuatmu begitu gengsi untuk berdiri bersamaku
saat didepan mereka? Kadang hal kecil seperti itu pun akan menyakitkan saat
kamu lakukan berulang-ulang. Aku tau mungkin ini tidak akan mempengaruhi hubungan kita, tapi bukan begini caranya memperlakukan ku. Terima kasih telah menyembunyikan diriku dari
teman-teman mu yang jauh lebih sempurna dibanding aku.
satu hal yang pengen saya bilang saat baca post ini, *pukpukpuk *tepuk pundak
BalasHapussaya ngerti banget perasaan seperti ini..
saya rasa perasaan kamu emang ngga berlebihan, itu wajar adanya.. be struggle :)
kasih pacar kamu posting saya aja hihihih *jadinya promo
http://dishayulinda.blogspot.com/2014/02/wanna-make-her-happy.html
Terima kasih sudah mengerti :)
HapusOke, saya bakal baca itu postingan deh hhe.
Gapapa promo dikit ga bayar sih kalau disini.
*terdiam**terbatu-batuk**kembali ke dunia nyata*
BalasHapusini pengalaman pribadi? kenapa diem aja gitu waktu nglepas tangannya? harusnya tanya gitu sih jangan dipendem biar ngga menumpuk hehehe. be strong yaaa :))
Sudah pernah tanya, tapi ga dapat jawaban :) akhirnya hubungannya yang berakhir.
Hapuscowok kayak gitu tampar aja tampar. Sedih banget ini :'(
BalasHapusDuuh tampar yah? apa ga terlalu sadih tuh? :")
HapusSedih Yah:" .. udah move on aja Kak :D
BalasHapusUdah move on ko :D
HapusHmm lain kali kalau punya pacar kaya gitu, langsung aja ngomong kalau kamu ga suka atas perlakuannya yang seperti itu. Jangan diam-diam mewek. Haha
BalasHapusAku ga mewek ko ka hhha
Hapusaduh galau banget ini ya. sakit bnget kayaknya. ini kejadian nyata ya? puk puk deh. semoga tabah ya
BalasHapusGa galau-galau banget sih, cuma sedikit sakit hhe
Hapusaduh, makanya aku ngga suka pacaran :)
BalasHapushhe iya, semua orang pasti punya pilihannya masing-masing.
HapusTemplate baru ya kak.. :D
BalasHapusKasihan yak ceweknya, ceritanya menggunakan sudut pandang orang pertama, kemungkinan cerita ini benar terjadi..
Iya sudut pandang orang pertama, ya mungkin karna yang nullis yang ngerasain hhe
Hapusgue spechless sumpah deh -__-
BalasHapusHehehe..
BalasHapus